GuidePedia

0
DAMAI ITU INDAH (‘ibrah dalam kejadian yang dihadapi Busfin)

                Hari telah berlalu keadaan pun kembali seperti semula, tanpa ada permasalahan, tanpa ada keributan, aman, tentram, dan yang pasti nya damai. Setelah beberapa masalah yang di hadapi yang sempat merepotkan dan mengganggu ketentraman dayah. Namun demikian keadaan yang seperti itu tidak membuat semangat para santri surut, dan tidak juga patah. Karena mereka sudah terbentengi dengan kemauan, niat. Karena dengan niat segala sesuatu yang kita inginkan insyaallah tercapai. Dan juga dorongan dari para Asatiz semua untuk para santri, supaya santri tetap fokus pada pelajaran dan jangan pernah terganggu. Oleh karena itu saya mengambil tema untuk masalah ini adalah DAMAI ITU INDAH.

Damai itu indah di dalam berkeluarga.
Damai itu indah, juga di dalam pertemanan.
Damai itu indah di dalam likungan kerja.
Damai itu indah dalam hubungan dengan tetangga kita.
Damai itu indah, terlebih di dalam lingkungan Jama’ah.
Damai itu indah, berlaku juga dalam hidup bermasyarakat
Damai itu indah untuk hubungan antar umat sekalipun berbeda agama/keyakinan.
Indah dalam penyelesaian akhir masalah...
Indah dalam menenangkan santri....
Indah dalam menghadapi masalah ini...

                Karena damailah yang bisa menjalikan hubungan dengan orang lain itu menjadi lebih bermakna, dan karena damai juga kita bisa berinteraksi dengan orang mana pun, walaupun berbeda agama. kalau tidak, maka banyak hal yang tidak pernah akan terselesaikan, dan perlu kita ketahui juga kalo didalam kehidupan kita ini tidak pernah ada yang namanya orang yang hidup yang tidak mempunyai permasalahan sama sekali, baik itu dengan orang dekat maupun dengan orang yang belum kita kenal. Jadi permasalahan itu pasti ada, dan tidak bisa kita pungkiri itu karena Allah yang telah menetapkan. Karena Allah menggambari dunia ini hanya permainan dan lain sebagai nya sebagaimana yang telah tertera dalam Al-quran sebagai permasalahan yang harus kita hadapi.
Firman Allah SWT maksudnya :
 "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)
Firman-Nya lagi yang bermaksud :
"katahuilah oleh kalian bahwa kehidupan dunia ini permainan dan kesia-siaan dan perhiasan dan saling berbangga diri sesama kalian dan juga saling memperbanyak anak dan harta....." (Surah Al-hadid ayat 20)

                 Ayat di atas bisa diintepretasikan pula dengan warna yang berbeda, dengan arti bahwa berdasarkan ayat di atas maka kehidupan dunia bisa dibagi menjadi beberapa tahap:
 a. Masa bermain, yang pada hakikatnya merupakan masa kanak-kanak, dimana kita ketahui bahwa                                                                                                               anak-anak tidak pernah memikirkan sesuatu yang lain selain bermain.
 b. Masa bersenang-senang, yang bisa dinisbatkan pada masa remaja, dimana pada masa ini para   remaja menyenangi petualangan, bepergian, belajar, serta mencoba mengenal alam.
 c. Masa berhias, yang biasanya berada pada masa muda, dimana pada masa ini kebanyakan para pemuda-pemudi mengarungi dan manjalani kehidupan mereka dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap keindahan dan kecantikan mereka secara lahiriah.
 d. Masa berbangga diri, dengan adanya instink untuk mencari gengsi dan harga diri maka orang yang menggantungkan dirinya kepada dunia akan sombong dan bangga dengan segala apa yang dimilikinya.
 e. Masa memperbanyak harta, seseorang yang meletakkan kehidupan dunia sebagai tujuan dan sasaran yang paling tinggi dari kehidupannya, maka dalam salah satu tahapan dan tangga dari kehidupannya adalah mereka akan mempergunakandan memanfaatkan waktu-waktunya untuk mengumpulkan harta dan kekayaan sebanyak dan semaksimal mungkin.
 f. Masa memperbanyak keturunan, pada salah satu dari tahapan kehidupannya, manusia memiliki kecenderungan untuk memperbanyak keturunannya, pada masa ini manusia akan mengecimpungkan dirinya dalam usaha untuk memperbanyak keturunan.

                Oleh sebab itu dengan masa-masa seperti itu bisa saja terjadi permasalahan yang membuat kita bermusuhan dengan sesama muslim ataupun bukan muslim. Karena, itu adalah suatu jembatan/peluang bagi Syaithon untuk mengelabui umat manusia, siapa yang terjerumus maka dia termasuk orang-orang yang rugi, karena dia sudah terperangkap dalam jebakan dunia. Seperti masalah yang dihadapi pesantren dalam beberapa waktu lalu. Itu disebabkan karena dua hal yaitu anak dan harta (atau tepatnya jabatan), karena lebih mementing kedua nya itu, malah menjadikan permusuhan antara sesama muslim, dan sesama saudara. Dan juga menjadikan  tali silahturrahmi itu menjadi terputus, padahal Allah Swt. menyuruh kita untuk menyambung tali Silaturahmi dangan sesama muslim, Hikmah Keutamaan Pahala Silaturahmi
Dalil Al-Qur'an mengenai pentingnya dan manfaat menyambung tali silaturahmi itu adalah sebagai berikut :
" Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An Nisaa’ 4:1)
 Jadi memelihara sebuah hubungan adalah perintah Allah kepada  kita semua, terutama kesesama muslim, apalagi dengan teman dan keluarga dekat kita semua. Berarti bukan untuk memutuskan, karena Rasul mengatakan :
 “ لا يدخل الجنّة قاطع الرحم
Artinya : “Tidak akan masuk surga bagi siapa yang memutuskan silaturrahmi”
                kalau pun ada, itu merupakan suatu perkara yang telah khilaf ia lakukan, yaitu hasutan syaithon buat dia, dan juga ujian dunia baginya, maka oleh karena itu sambunglah kembali supaya mendapat ridho Allah A’zza wajalla, karena syari’atpun telah menyuruh kita untuk membangun ishlah( perbaikan/perdamaian) di kalangan manusia dan menganggap DAMAI itu lebih baik daripada menggunakan kekuatan dan tiran. Dan Allah juga menyuruh kita untuk mengishlah antara dua orang yang bertikai, sebagai ibadah kita didunia ini. Telah banyak ayat Allah yang menyeru untuk berdamai. Allah berfirman:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa[4]:114).
 Dan Firmannya :
    “....
dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya                                                                 jika kamu adalah orang-orang yang beriman".
(QS: Al-Anfaal Ayat: 1)
Dan juga berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." – (
QS. Al-Hujurat 49:10).


                Seluruh ayat diatas menyuruh untuk membangun Ishlah antar sesama dan hasilnya sangat jelas yaitu menghilangkan bahaya serta bisa menghindarkan pertikaian yang tidak pernah berkesudahan. Dan Rasul SAW menjelaskan bahwasanya membangun ishlah adalah suatu sedekah.  
Sebagaimana yang telah dikata oleh Kekasih Allah, Rasulullah berkata :

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كلًّ سلامى من الناس عليه صدقة, كلًّ يوم تطلع فيه الشمس يعدل بين الناس صدقة
Artinya : “Dari Abi hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW berkata : di setiap tulang sendi tubuh manusia itu wajib sedekah, setiap hari matahari terbit mengadilkan antara dua orang yang bertikai  adalah sedekah” (Mutafaqqul alaih).

                Dari hadist diatas dapat kita ambil bahwa wajibnya bersyukur atas nikmat Allah, bersyukur ada dua kalau kita lihat dari segi Hadist ini yang pertama, syukur Wajib, dengan cara menunaikan kewajiban dan meninggalkan yang haram, dan yang kedua, syukur mustahab(sunnah) dengan melakukan hal-hal keta’atan, seperti zikir dan melakukan sesuatu yang bermanfaat, membantu orang lain dan berbuat adil. Maka semua yang kita lakukan didunia ini adalah suatu perkara ibadah, memang harus seperti itulah kita hidup layaknya sebagaimana seruan Allah dalam Alquran.
Allah berfirman : “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk BERIBADAH”
Nah, itulah tujuan kita hidup di dalam dunia ini, jadi membuat orang yang bertikai satu sama lain itu juga merupakan suatu ibadah, maka dengan itu cari lah pahala dari segala sesuatu yang bermanfaat didalam kehidupan ini.

                Mari kita turut berkonstribusi mengkondisikan: DAMAI ITU INDAH dengan siapapun kita berteman. Mungkin terbesit pertanyaan dalam hati kita, * Bagaimanakah kita mewujudkannya ? Buanglah segala bentuk iri, dengki, sikap agresif (menyerang), nafsu konflik (berseteru), sifat egois, perasaan sok paling benar & paling hebat…  tidak berguna semuanya itu, dan itu hanya membuat kita diperbudak oleh DOSA & NAFSU JAHAT.
Makanya kita jangan menanam Ego dalam diri kita, Jika kita menaruh perasaan seperti iri hati dan kita lebih mementingkan diri sendiri, janganlah kita memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari Allah, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Salam damai !!

 Wassalam

Post a Comment

 
Top